Bisyarah Rasulullah dan
Janji Allah
Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada
ummatnya, baik melalui al-Qur’n ataupun melalui ucapan rasulullah. Bisyarah
adalah perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama
berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah ini terpatri kuat di dalam
jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah kepuusasaan, menjadi
pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas
sampai kapanpun juga.
Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan
tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.
Salah satu bisyarah yang dapan menginspirasi setiap muslim adalah
bisyarah rasulullah yang disampakan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:
فقال عبد الله بينما نحن حول رسول الله
صلى الله عليه وسلم نكتب إذ سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أي
المدينتين تفتح أولا قسطنطينية أو رومية فقال رسول الله صلى الله
عليه وسلم مدينة هرقل تفتح أولا يعني قسطنطينية
Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di
sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang
kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma.
Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya
Konstantinopel) (HR Ahmad)
لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير
أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir
(panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya
(HR Ahmad)
Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum
muslim bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol
yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur) akan
diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.
Dan hal ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan
futuhat, tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah
Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali ingin merealisasikan
janji Allah tersebut, namun karena kondisi fisik beliau tidak mampu memenuhinya,
walaupun begitu, beliau meminta agar jasadnya dikuburkan di bawah kaki pasukan
kaum muslim terdepan pada saat ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi
mujahid selanjutnya. Lalu Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa
Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan
Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah
Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha
penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah belum
mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.
Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota
ini memiliki benteng yang tidak tertembus yang dibangun pada tahun 330 M. oleh
Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat
penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah
menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan Byzantium. Konstantinopel merupakan
salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi
lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan
Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga
tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Pentingnya posisi
konstantinopel ini digambarkan oleh napoleon dengan kata-kata
".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang
paling layak menjadi ibukota negaranya!".
Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad
al-Fatih, yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik oleh
ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang tidak
hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk
mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau selalu membekali al-Fatih
dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah syahid dan mulianya para mujahid,
dan selalu mengingatkan Muhammad II tentang bisyarah rasulullah dan janji Allah
yang menjadikan seorang anak kecil bernama Muhammad II memiliki mental seorang
penakluk.
Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah
menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel
(Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia telah
matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup al-Fatih berada
diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan
tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah dan memohon pertolongan dan
idzinnya atas keinginannya yang telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan
Konstantinopel.
Diapun sadar untuk menaklukkan konstantiopel dia membutuhkan
perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan, maka diapun
membentuk dan mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries, yang
dilatih dengan ilmu agama, fisik, taktik dan segala yang dibutuhkan oleh
tentara, dan pendidikan ini dilaksanakan sejak dini, dan khusus dipersiapkan
untuk penaklukan konstantinopel. 40.00 orang yang loyal kepada Allah dan
rasul-Nya pun berkumpul dalam penugasan ini. Selain itu dia juga mengamankan
selat bosphorus yang menjadi nadi utama perdagangan dan transportasi bagi
konstantinopel dengan membangun benteng dengan 7 menara citadel yang selesai
dalam waktu kurang dari 4 bulan.
Tetapi konstantinopel bukanlah kota yang mudah ditaklukkan, kota ini
menahan serangan dari berbagai penjuru dunia dan berhasil menetralkan semua
ancaman yang datang kepadanya karena memiliki sistem pertahanan yang sangat
maju pada zamannya, yaitu tembok yang luar biasa tebal dan tinggi, tingginya
sekitar 30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun teknologi yang dapat
menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa lalu. Dan untuk inilah al-Fatih
menugaskan khusus pembuatan senjata yang dapat mengatasi tembok ini.
Setelah mempersiapkan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru
seberat 700 kg, al-Fatih lalu mempersiapkan 250.000 total pasukannya yang
terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang menyerang melalui
laut marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat tanduk, dan sisanya
melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat konstantinopel, awal
penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April 1453, yang terkenal dengan The
Siege of Constantinple.
Keseluruhan pasukan al-Fatih dapat direpotkan oleh pasukan
konstantinopel yang bertahan di bentengnya, belum lagi serangan bantuan dari
negeri kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran yang harus dihadapi
oleh al-Fatih, sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun tanda-tanda
kemenangan akan dicapai pasukan al-Fatih, lalu akhirnya mereka mencoba suatu
cara yang tidak terbayangkan kecuali orang yang beriman. Dalam waktu semalam 70
kapal pindah dari selat bosphorus menuju selat tanduk dengan menggunakan tenaga
manusia. Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah
seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:
“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”
“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”
Pengepungan ini terus berlanjut sampai dengan tanggal 27 Mei 1453,
melihat kemenangan sudah dekat, Muhamamad al-Fatih mengumpulkan para pasukannya
lalu berkhutbah didepan mereka:
Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah
SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti,
maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits
ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada
para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini,
akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan,
menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka
yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik
tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu
para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam
pertempuran
Subhanallah, ini sebuah penegasan pada pasukannya bahwa kemenangan
tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula karena
kecerdasan dan strategi perang, Muhammad al-Fatih sangat memahami bahwa
kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan pertolongan Allah. Maka ia
meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan diri dari maksiat,
bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada esok harinya. Pada tanggal 29
Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan, dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah
menginjakkan kakinya di gerbang masuk konstantinopel. Berakhirlah pengepungan
selama 52 hari lamanya dan penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun
lamanya. Konstantinopel dibebaskan kaum muslim melalui tangan al-Fatih!
Bayangkan, kekuatan seperti apa yang bisa menjaga semangat,
persatuan, dan kesabaran selama 52 hari perang dan lintas generasi dalam 825
tahun lamanya? Kekuatan seperti apa yang dapat menjadikan anak muda berumur 23
tahun menaklukan sebuah peradaban besar? Inilah yang dinamakan kekuatan percaya
pada janji Allah dan bisyarah rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata
tetapi dengan keimanan, kekuatan yang melebihi apapun, Beyond the Inspiration. Allahuakbar!
Konstantinopel telah takluk dan itu tidak akan terulang kembali
karena posisi yang mulia dalam bisyarah rasulullah telah ditempati oleh
Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan posisi
kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Tetapi ada satu bisyarah lagi
yang rasulullah sampaikan pada kita, yang mengajak kita semuanya untuk
merealisasikan itu.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا
شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ
تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ
تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ
مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ
اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ
تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Ada yang berminat?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar